Salah satu intisari dari buku Good to Great adalah First Who, then What. Prioritas utama adalah sumber daya manusia atau human capital, setelah itu baru-lah Apa: apa bisnisnya, apa strateginya?
Singapore negara sangat kecil dengan hanya 4 jutaan penduduk dapat mengalahkan Indonesia untuk pendapatan per kapitanya. Swedia bukanlah negara produsen kakao dunia, namun coklat Swedia memiliki nama ke penjuru dunia. Begitu juga Swiss, negeri mungil ini membangun reputasi besar di bidang perbankan. Jadi pertama-tama memang harus memikirkan sumber daya manusia sebelum apapun.
Pertanyaan yang mengusik mungkin bagaimana mencetak karakter-karakter sukses, membentuk human capital yang masih mentah untuk membangun negeri, perusahaan, organisasi, atau setidaknya sebuah pribadi?
Maka ketika melihat pertanyaan di atas, ada 3 jawaban yang harus dilakukan dari sudut pandang kepemimpinan efektif dan kepemimpinan educational.
#1. Leader as Talent Developer
Leader ibarat penambang. Tugasnya mencari daerah-daerah potensial, mengeksplorasi, mengeksploitasi, dan menggunakannya bagi kesejahteraan.
Manusia itu sendiri tak ubahnya bahan tambang; talenta-talentanya mungkin masih tersimpan, tidak tersentuh, dan belum memberikan manfaat.
Tugas sang leader adalah membangun talenta-talenta baru. Talenta yang terkubur itu harus digali dan dibentuk. Ia harus menanamkan learning spirit, sebentuk semangat untuk terus mengisi celah kepribadian dengan asupan ilmu pengetahuan.
Sebab selalu ada kesempatan untuk mengembangkan talenta baru. Kita seringkali mendengar "tidak ada manusia yang sempurna." Ini menjelaskan bahwa kita senantiasa memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik. Tidak ada titik sempurna. Kita selalu dapat bergerak ke level yang lebih tinggi. Karena apabila seseorang mencapai titik sempurna, maka ia mengalami kemandekan.
#2. Leaders as Dealer in Hope
Kepemimpinan efektif ditandai dengan memancarnya inspirasi dari seorang pemimpin. Inspirasi itu mengilhami siapapun untuk terus bergerak dan tidak kehilangan harapan. Tidak jarang kita mengalami suatu kondisi yang benar-benar mengundang rasa putus asa. Maka pemimpin ibarat lampu penerang. Siapapun dapat melihat sisi-sisi lain yang mungkin tertutupi kegelapan.
Dengan begitu, seorang pemimpin yang efektif merupakan tempat dimana harapan tetap tersisa.
Harapan itu sendiri bagaikan tenaga. Tanpa harapan untuk sukses, tak seorangpun memiliki tenaga untuk mencapainya.
#3. Leaders as Success Mechanics
Terakhir, kepemimpinan efektif memiliki ciri dengan adanya pemimpin yang berperan sebagai success mechanics. Ia seorang leader sekaligus manajer handal.
Pemimpin efektif dapat melihat apa yang salah dengan jalannya roda organisasi. Ia juga melihat apa peran berharganya apabila ia menjadi sesuatu bagi orang lain.
Contohnya Nurhayati Subakat. Pendiri Wardah Cosmetics ini bukan tipe pemimpin yang duduk di singgasana tanpa bisa disentuh. Ia begitu bersahaja. Memahami apa kebutuhan lain, memberi pertolongan, dan membuka jalan rezeki bagi mereka.
Ia mengetahui detil proses roda bisnisnya. Terjun langsung dan memperbaiki sisi-sisi yang tidak berada pada tempatnya.
YANG BANYAK ANDA CARI:
- Kepemimpinan Efektif
- Kepemimpinan Transformasional
- Kepemimpinan Pendidikan
- Kepemimpinan dalam Organisasi
- Kepemimpinan Entrepreneur
- Kepemimpinan Bisnis
- Teori-Teori Kepemimpinan
- Gaya Kepemimpinan
- Tipe-Tipe Kepemimpinan
- Kepemimpinan Steve Jobs
- Tentang Kepemimpinan
- 6 Kunci Menguak Kepemimpinan Steve Jobs
- Kunci Kepemimpinan Entrepreneurship dari Richard St John
- Rahasia dan Teori Kepemimpinan Bob Sutton (Rahasia Pemimpin Muda Sukses)
- Apa saja Kriteria Pemimpin Berdasarkan Riset Folkman
- Merajut Kualitas Kepemimpinan dari Buku Best Seller John Maxwell
- 3 Gaya Kepemimpinan: Pilihan Paling Tepat
0 Response to "Ini yang Harus dilakukan untuk Kepemimpinan Efektif dalam Membentuk Karakter "
Post a Comment