Adakalanya, atau bahkan mungkin sering, kepala kita dijejali kepenatan luar biasa. Target-target pribadi tidak tercapai, kerja-kerja kita belum menghasilkan, dan perjalanan karir belum sesuai dengan angan-angan.
Tumpukan kepenatan itu bisa memberi tekanan stres. Terlebih apabila setiap hari dibenturkan kepada kondisi-kondisi tidak menyenangkan, misalnya kemacetan, bos yang uring-uringan, permasalahan di rumah yang tidak selesai, atau bahkan karena hal-hal sepele lainnya.
Apabila kita menghadapi kondisi semacam ini setiap hari, tabungan kebahagiaan bisa habis terkikis sedikit demi sedikit. Begitu juga dengan persediaan optimisme hidup. Bisa saja melempem, takluk di hadapan keruwetan masalah.
Lalu bagaimana agar spiritualitas kita tetap menyala? Sulur-sulur kebahagiaan tetap merajut indah di relung hati, dan vitalitas hidup tetap membara? Maka berikut sajian tentang pemantik spritualitas itu.
Pemantik #1: Tawakal. Ritual hati ini adalah pilar kuat bagi jiwa. Jiwa yang letih, penat, dan lelah digantikan dengan kesegaran dan kebugaran bila Anda memiliki ketawakalan.
Saya sangat merasakan kekuatan dari tawakal ini. Setiap kali memperbaharui rasa tawakal, energi baru langsung berdenyut ke sekujur tubuh. Tawakal itu membawa ketentraman tak terpatahkan, ketenangan tak tergoyahkan, dan kebahagiaan mendalam.
Ada ritual yang tidak saya tinggalkan. Setiap kali berbaring untuk istirahat, maka saya mengucapkan doa
" Ya Allah, sungguh aku serahkan wajahku pada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan takut terhadap-Mu. Sesungguhnya tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu. Sungguh aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan beriman kepada Nabi-Mu yang engkau utus."
Doa tersebut mengajarkan arti tawakal yang sesungguhnya. Ketika kita meletakan beban-beban, urusan-urusan, dan semua permasalahan kepada Sang Maha Kuasa, dengan sendirinya jiwa merasa ringan dan tentram. Ketentraman itu sendiri sudah cukup memasok energi untuk terjun di arena kehidupan.
"Ya Allah, sungguh aku serahkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan takut terhadap-Mu. Sesungguhnya tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu. Sungguh aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (beriman) kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus." - See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2012/09/18/20694/jadikan-doa-ini-yang-terakhir-dibaca-menjelang-tidur/;#sthash.SCSPP8GS.dpuf
"Ya Allah, sungguh aku serahkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan takut terhadap-Mu. Sesungguhnya tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu. Sungguh aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (beriman) kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus." - See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2012/09/18/20694/jadikan-doa-ini-yang-terakhir-dibaca-menjelang-tidur/;#sthash.SCSPP8GS.dpuf
"Ya Allah, sungguh aku serahkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan takut terhadap-Mu. Sesungguhnya tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu. Sungguh aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (beriman) kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus." - See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2012/09/18/20694/jadikan-doa-ini-yang-terakhir-dibaca-menjelang-tidur/;#sthash.SCSPP8GS.dpuf
"Ya Allah, sungguh aku serahkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan takut terhadap-Mu. Sesungguhnya tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu. Sungguh aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (beriman) kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus." - See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2012/09/18/20694/jadikan-doa-ini-yang-terakhir-dibaca-menjelang-tidur/;#sthash.SCSPP8GS.dpuf
Pemantik #2: Sabar. Sejatinya kita sudah sering mendengar "Sabar saja! Yang sabar." Namun apakah kita benar-benar bersabar? Berbagai riset menempatkan kesabaran sebagai faktor kesuksesan. Walter Mischel pernah melakukan penelitian kepada anak-anak dengan memberi mereka marshmallow. Dalam eksperimen tersebut, anak-anak yang dapat menahan diri tidak memakan marshmallow selama 20 menit akan mendapat marshmallow tambahan.
Penelitian panjang ini kemudian membuka fakta mengejutkan. Anak-anak yang bersabar dan menahan diri dari memakan marshmallow sebelum waktu yang ditentukan, hanya mengalami sedikit sekali masalah yang berhubungan dengan perilaku, drugs, dan kegemukan. Mereka juga memilik skor nilai lebih tinggi.
Ada kemampuan untuk menghindari diri dari perilaku-perilaku yang merugikan. Ini mungkin yang membuat mereka hidup relatif lebih sukses dibandingan teman-temannya yang tidak bisa menahan diri.
Penelitian yang dilakukan Angelina Lee Duckworth mempertegas bahwa kesabaran adalah faktor utama bagi kesuksesan.
Dan penelitian yang dilakukan Angelina Lee Duckworth mempertegas kesabaran adalah faktor utama bagi kesuksesan. Penemuannya tentang"grit" atau kesabaran mengungkapkan orang-orang yang menduduki posisi penting dalam sebuah institusi bukanlah yang memiliki IQ tinggi. Tetapi mereka yang memiliki "grit" tinggi: yakni kesabaran mengikuti jalan panjang dalam menggapai mimpi.
Pemantik #3: Syukur. Berbagai penelitian orang-orang yang rajin melakukan ritual syukur memiliki daya resiliensi tinggi. Bersyukur membuat kita lebih mudah melihat berbagai limpahan anugerah sehingga akan menatap hidup dari kacamata optimisme.
Orang-orang bersyukur terbukti memiliki telaga kebahagiaan lebih dalam sehingga dapat menikmati setiap jengkal waktu. Mereka yang melakukan ritual syukur di pagi hari terbukti dapat menjalani hari itu dengan lebih produktif.
Ketika kita bersyukur kita melukiskan gambar-gambar mengenai kebahagiaan, ketentraman, dan keberlimpahan. Gambar-gambar mental ini akhirnya menjadi self-image positif. Ini yang kemudian sedikit demi sedikit membentuk mentalitas kaya dan bahagia.
Pemantik #4: Qonaah. Terakhir, yang menghebatkan spiritualitas adalah qonaah. Anda merasa cukup dengan semua anugerah yang saat ini Anda terima. Dalam The Secret, ketika kita menginginkan sesuatu justru kita merasa tidak membutuhkan sesuatu itu. Mekanismenya karena ketika kita menginginkan sesuatu, kita lebih sering merasa tidak memiliki sesuatu itu. Ini yang membuat mentalitas miskin dalam diri kita.
Apabila qonaah ini mengisi sekujur tubuh Anda, biasanya rasa takut dan cemas berkurang dengan drastis. Atau hilang sama sekali. Memang manusia acapkali takut dan cemas oleh hal-hal seperti masalah finasial, karir, rezeki, dan lain sebagainya. Qonaah meluluhlantakan kecemasan itu dan menggantinya dengan rasa tentram.
Nah, keempat pemantik tersebut yang mendongkrak spiritualitas. Dengan kondisi spiritualitas tinggi, manusia menjadi lebih produktif. Dan, tentunya akan sangat mudah mendapatkan kebahagiaan.
0 Response to "4 Kualitas Pemantik Spiritualitas Kerja"
Post a Comment