Apa Yang Dapat Kita Pelajari dari Pendiri Apple? 6 Konsep Kepemimpinan Steve Jobs

Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang Apa Yang Dapat Kita Pelajari dari Pendiri Apple? 6 Konsep Kepemimpinan Steve Jobs. Yang sangat berguna dan semoga bermanfaat bagi sahabat Vita Miracle Magnet Silahkan berikan komentar dan masukan anda disini,agar blog ini akan tetap aktif dan update terus dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat untuk kita semua. Baca juga tentang postingan saya sebelumnya :

Kepemimpinan Steve Jobs

Kepemimpinan Steve Jobs. Steve Jobs muncul dengan gaya baru. Bukan saja baru dalam produk-produknya, namun juga langkah-langkahnya dan kerangka berpikirnya.   Agaknya langkah-langkahnya itu tidak terperangkap dengan pemikiran-pemikiran yang sudah ada. Ia keluar dari batasan biasa; mencari jalannya sendiri dan menciptakan jalan yang baru.   Gaya kepemimpinan Steve Jobs sangat unik, tidak mengikuti pakem, dan merupakan kombinasi dari kejeniusan dan kepiawaian dalam mewujudkan visi.   Ketika berperan sebagai Jobs, Aston Kutcher terkagum-kagum dengan keberaniannya meraih "kehebatan", menanamkan nilai-nilai entrepreneurship, strategi bisnis inovatif, dan gaya kepemimpinannya.   #1. Foster Greatness      My job is not to be easy on people. My job is to make them better.  Steve Jobs bukan tipe orang yang mudah menerima hasil karya, termasuk dari orang-orangnya sendiri. Beberapa kali ia menolak produk Apple. Apa ingin dilakukannya adalah membuat segala sesuatunya lebih baik.      Apapun keputusannya yang dibuatnya, meskipun tampak tidak berperasaan, merupakan caranya untuk mengadakan perbaikan untuk semua lini, baik personal maupun produk.   #2. Follow Your Passion      “If you don’t love something, you’re not going to go the extra mile, work the extra weekend, challenge the status quo as much.”  Passion memegang peranan besar dalam pembentukan kemegahan suatu impian. Steve Jobs sangat meyakini hanya dengan disertai passion sebuah karya akan mendapatkan predikit "hebat."   Ia mendorong orang-orang untuk mengerjakan apa yang dicintainya. Karena cinta itu yang memberi tenaga, vitalitas, dan kreativitas.   Baginya, arti kepuasan adalah menghasilkan karya-karya hebat, dan karya-karya hebat hanya tercipta karena adanya cinta utuh kepada apa yang kita kerjakan.   Ia menunjukan sebuah keberanian tertentu berkenaan dengan passion. Yakni keberanian mengikuti passionnya meskipun harus keluar dari zona nyaman.   #3. Stay True to Your Vision       "If you dont share our vision..then get out."  Pemimpin visioner adalah ciri khas lain yang melekat pada Steve Jobs. Apa yang dimaksud visioner di sini adalah kesetiaan pada visi awal. Visi itu tidak boleh berubah meskipun di tengah perjalanan ada banyak godaan-godaan yang ingin meruntuhkannya.    Karena kesetiaan pada visinya, Steve Jobs pernah dipecat dari perusahaan yang ia dirikan.    Gaya kepemimpinan Steve Jobs membuat visi itu merebak ke setiap pekerjanya. Ia memastikan bahwa setiap langkah bergerak menuju visi tersebut. Tidak ada toleransi. Visi, baginya, ibarat identitas brand. Apabila lemah pada visi, maka tidak ada produk dengan identitas yang kuat.   #4. Hire Creativity      Here's to the crazy one -- the misfits, the rebels, the troublemakers, the round pegs in the square holes. The one who see things differently...the one who can change times.   "Think Different!" adalah mantra yang menggetarkan dari Apple. Slogan ini mengungkapkan bagaimana Steve Jobs selalu berjalan di luar tradisi-tradisi yang sudah ada. Think Different adalah nafas dari setiap produk Apple.Mendobrak cara berpikir kuno, maka hasilnya adalah sebuah produk dengan inovasi tersendiri. Bukan produk yang diinginkan konsumen, tapi produk yang berada di luar jangkauan imajinasi konsumen.    Filosofi ini terlihat dari bagaimana ia merekrut pekerjanya. Apple tidak hanya merekrut para insinyur ahli di bidang komputer, melainkan juga merekrut para seniman, pemusik, sastrawan, zoologis, sejarahwan yang juga mengerti komputer. Steve Jobs menginginkan elemen kehidupan real terpadu dan terwakili produk-produknya.    Sebuah narasi kuat ia ciptakan sendiri untuk iklan produknya.       While some see them as crazy ones, we see genius. Because the people who think they are crazy enough to change the world, are the ones that do.  Mungkin, bagi sebagian orang perkataanya adalah serpihan dari penyakit yang dideritanya, bipolar disorder, namun ia membuktikan ucapannya bukan omong kosong semata.   #5. Risk Failure      The greatest artist like Dylan, Picasso, dan Newton risked failure. And if we want to be great,  we've got to risk too.   Di balik setiap passion, visi, dan keputusan menyimpan resiko tertentu selain "resiko" kesuksesan. Kepemimpinan Steve Jobs dibangun dengan asumsi tersebut. Bahwa jika Anda ingin menjadi hebat, dalam waktu bersamaan sebenarnya Anda sedang masuk dalam resiko besar. Jika memang suatu saat justru kita mendapatkan resikonya, ambil resiko tersebut.   Anda diajarkan untuk tidak hanya mencintai visi itu, tetapi juga mencintai resikonya. Filosofi semacam ini membuat Steve Jobs memberikan totalitasnya kepada passion dan pekerjaanya. Dan jauh-jauh hari ia sudah mengetahui impak besar dari pekerjaanya itu: jika sukses, maka itu sukses besar. Jika gagal, maka kegagalan itu sebanding dengan nilai visi yang dibangunnya.    Keberanian menghadapi resiko adalah pembeda antara mereka yang hanya memiliki impian dengan mereka yang mewujudkan impiannya.    Steve Jobs pernah mengatakan bahwa Apple bisa saja hanya menggarap pasar personal computer, dan jika melakukannya, Apple tidak mempertaruhkan resiko apapun. Tetapi itu tidak dilakukannya demi menggapai "greatness."    #6. Serve a Purpose      If you keep your eye on profit, you're going to skimp your product. But if you focus on making really great product, the the profits will follow.  Ini-lah rahasia konsep kepemimpinan Steve Jobs berikutnya: serve a purpose. Apa yang selalu diinginkan Steve Jobs adalah menciptkan maha karya. Tidak hanya sekedar membuat produk, Steve Jobs akan membuat sentuhan hebat pada produknya.   "Make it great!" adalah kata-kata yang acapkali terlontar darinya. Kalimat ini menjelaskan bagaimana proses berpikir Steve. Konsumen hanya boleh diberikan produk HEBAT, kelak dengan sendirinya mereka akan memberikan profit kepada perusahaan. Karena pada dasarnya konsumen akan dipuaskan dengan produk-produk hebat.  Ia sering bertanya pada dirinya sendiri, "Is this as great as it could be?" Apakah (produk) ini telah mencapai puncak kehebatannya? Pertanyaan ini yang akhirnya menjadi ruh dari pembuatan produk-produk jenius Apple.   Membaca kisah Steve Jobs kita pasti menemukan kata kunci dari pemikirannya: passion, vision and great. Dengan tiga kata kunci ini kita mengetahui mengapa dan siapa Steve Jobs.

Kepemimpinan Steve Jobs. Steve Jobs muncul dengan gaya baru. Bukan saja baru dalam produk-produknya, namun juga langkah-langkahnya dan kerangka berpikirnya. 

Agaknya langkah-langkahnya itu tidak terperangkap dengan pemikiran-pemikiran yang sudah ada. Ia keluar dari batasan biasa; mencari jalannya sendiri dan menciptakan jalan yang baru. 

Gaya kepemimpinan Steve Jobs sangat unik, tidak mengikuti pakem, dan merupakan kombinasi dari kejeniusan dan kepiawaian dalam mewujudkan visi.

Ketika berperan sebagai Jobs, Aston Kutcher terkagum-kagum dengan keberaniannya meraih "kehebatan", menanamkan nilai-nilai entrepreneurship, strategi bisnis inovatif, dan gaya kepemimpinannya. 


#1. Foster Greatness
My job is not to be easy on people. My job is to make them better.
Steve Jobs bukan tipe orang yang mudah menerima hasil karya, termasuk dari orang-orangnya sendiri. Beberapa kali ia menolak produk Apple. Apa ingin dilakukannya adalah membuat segala sesuatunya lebih baik. 

Apapun keputusannya yang dibuatnya, meskipun tampak tidak berperasaan, merupakan caranya untuk mengadakan perbaikan untuk semua lini, baik personal maupun produk. 

#2. Follow Your Passion

“If you don’t love something, you’re not going to go the extra mile, work the extra weekend, challenge the status quo as much.”
Passion memegang peranan besar dalam pembentukan kemegahan suatu impian. Steve Jobs sangat meyakini hanya dengan disertai passion sebuah karya akan mendapatkan predikit "hebat." 

Ia mendorong orang-orang untuk mengerjakan apa yang dicintainya. Karena cinta itu yang memberi tenaga, vitalitas, dan kreativitas. 

Baginya, arti kepuasan adalah menghasilkan karya-karya hebat, dan karya-karya hebat hanya tercipta karena adanya cinta utuh kepada apa yang kita kerjakan. 

Ia menunjukan sebuah keberanian tertentu berkenaan dengan passion. Yakni keberanian mengikuti passionnya meskipun harus keluar dari zona nyaman.

#3. Stay True to Your Vision
 "If you dont share our vision..then get out."
Pemimpin visioner adalah ciri khas lain yang melekat pada Steve Jobs. Apa yang dimaksud visioner di sini adalah kesetiaan pada visi awal. Visi itu tidak boleh berubah meskipun di tengah perjalanan ada banyak godaan-godaan yang ingin meruntuhkannya. Karena kesetiaan pada visinya, Steve Jobs pernah dipecat dari perusahaan yang ia dirikan. 

Gaya kepemimpinan Steve Jobs membuat visi itu merebak ke setiap pekerjanya. Ia memastikan bahwa setiap langkah bergerak menuju visi tersebut. Tidak ada toleransi. Visi, baginya, ibarat identitas brand. Apabila lemah pada visi, maka tidak ada produk dengan identitas yang kuat.


#4. Hire Creativity
Here's to the crazy one -- the misfits, the rebels, the troublemakers, the round pegs in the square holes. The one who see things differently...the one who can change times. 
"Think Different!" adalah mantra yang menggetarkan dari Apple. Slogan ini mengungkapkan bagaimana Steve Jobs selalu berjalan di luar tradisi-tradisi yang sudah ada. Think Different adalah nafas dari setiap produk Apple.Mendobrak cara berpikir kuno, maka hasilnya adalah sebuah produk dengan inovasi tersendiri. Bukan produk yang diinginkan konsumen, tapi produk yang berada di luar jangkauan imajinasi konsumen. 

Filosofi ini terlihat dari bagaimana ia merekrut pekerjanya. Apple tidak hanya merekrut para insinyur ahli di bidang komputer, melainkan juga merekrut para seniman, pemusik, sastrawan, zoologis, sejarahwan yang juga mengerti komputer. Steve Jobs menginginkan elemen kehidupan real terpadu dan terwakili produk-produknya. 

Sebuah narasi kuat ia ciptakan sendiri untuk iklan produknya. 
While some see them as crazy ones, we see genius. Because the people who think they are crazy enough to change the world, are the ones that do.
Mungkin, bagi sebagian orang perkataanya adalah serpihan dari penyakit yang dideritanya, bipolar disorder, namun ia membuktikan ucapannya bukan omong kosong semata.

#5. Risk Failure
The greatest artist like Dylan, Picasso, dan Newton risked failure. And if we want to be great,  we've got to risk too. 
Di balik setiap passion, visi, dan keputusan menyimpan resiko tertentu selain "resiko" kesuksesan. Kepemimpinan Steve Jobs dibangun dengan asumsi tersebut. Bahwa jika Anda ingin menjadi hebat, dalam waktu bersamaan sebenarnya Anda sedang masuk dalam resiko besar. Jika memang suatu saat justru kita mendapatkan resikonya, ambil resiko tersebut.

Anda diajarkan untuk tidak hanya mencintai visi itu, tetapi juga mencintai resikonya. Filosofi semacam ini membuat Steve Jobs memberikan totalitasnya kepada passion dan pekerjaanya. Dan jauh-jauh hari ia sudah mengetahui impak besar dari pekerjaanya itu: jika sukses, maka itu sukses besar. Jika gagal, maka kegagalan itu sebanding dengan nilai visi yang dibangunnya. 

Keberanian menghadapi resiko adalah pembeda antara mereka yang hanya memiliki impian dengan mereka yang mewujudkan impiannya. 

Steve Jobs pernah mengatakan bahwa Apple bisa saja hanya menggarap pasar personal computer, dan jika melakukannya, Apple tidak mempertaruhkan resiko apapun. Tetapi itu tidak dilakukannya demi menggapai "greatness."

 #6. Serve a Purpose
If you keep your eye on profit, you're going to skimp your product. But if you focus on making really great product, the the profits will follow.
Ini-lah rahasia konsep kepemimpinan Steve Jobs berikutnya: serve a purpose. Apa yang selalu diinginkan Steve Jobs adalah menciptkan maha karya. Tidak hanya sekedar membuat produk, Steve Jobs akan membuat sentuhan hebat pada produknya. 

"Make it great!" adalah kata-kata yang acapkali terlontar darinya. Kalimat ini menjelaskan bagaimana proses berpikir Steve. Konsumen hanya boleh diberikan produk HEBAT, kelak dengan sendirinya mereka akan memberikan profit kepada perusahaan. Karena pada dasarnya konsumen akan dipuaskan dengan produk-produk hebat.

Ia sering bertanya pada dirinya sendiri, "Is this as great as it could be?" Apakah (produk) ini telah mencapai puncak kehebatannya? Pertanyaan ini yang akhirnya menjadi ruh dari pembuatan produk-produk jenius Apple. 

Membaca kisah Steve Jobs kita pasti menemukan kata kunci dari pemikirannya: passion, vision and great. Dengan tiga kata kunci ini kita mengetahui mengapa dan siapa Steve Jobs.





  

Sekian artikel yang dapat saya bagikan tentang Apa Yang Dapat Kita Pelajari dari Pendiri Apple? 6 Konsep Kepemimpinan Steve Jobs

. Jangan lupa berikan komentar anda dan silahkan tinggalkan link blog anda di Vita Miracle Magnet Demikianlah artikel ini saya sampaikan,silahkan Like dan Share,Berikut ini adalah permalink postingan ini : https://vitamiraclemagnetpro.blogspot.com/2014/08/apa-yang-dapat-kita-pelajari-dari.html

0 Response to "Apa Yang Dapat Kita Pelajari dari Pendiri Apple? 6 Konsep Kepemimpinan Steve Jobs"

Post a Comment